10/08/2009
TERAPI AIR (HYDRO THERAPY)
Terapi dengan menggunakan air atau yang disebut dengan hidroterapi pasti sudah pernah anda dengar. Pada kesempatan ini penulis akan sedikit mengulang agar anda semakin tahu tentang hidroterapi dan manfaatnya untuk kesehatan tubuh kita.
Hidroterapi berasal dari bahasa Yunani (hydro = air, therapiea = pengobatan). Jadi, hidroterapi merupakan pengobatan ilmiah yang menggunakan air. Simon Barunch (1840-1921) dalam Effendy (1987) memiliki teori yang disebut Hukum Barunch, yang mengemukakan bahwa air memiliki daya penenang jika suhu air sama dengan suhu kulit, sedangkan bila suhu air lebih tinggi atau rendah dengan suhu tubuh maka akan memberikan efek stimulasi (merangsang).
Effendy (1987) mengemukakan bahwa terapi air memiliki 7 (tujuh) efek pengobatan terhadap tubuh, yaitu sebagai berikut :
1. Berendam air hangat dan mandi pancuran air hangat dalam waktu singkat berkhasiat menghilangkan rasa lelah dan menghilangkan ketegangan.
2. Berendam atau menyeka tubuh dengan air dingin berefek mendinginkan dan merangsang tubuh atau bagian tubuh, khususnya jika diikuti pijatan tubuh atau perkusi. Air yang dingin akan mengkerutkan pembuluh kapiler.
3. Menyeka dengan air dingin dan air hangat secara bergantian akan merangsang sistem kardiovaskuler.
4. Berendam dalam air atau mandi di pancuran air hangat akan berkhasiat melemaskan semua otot tubuh.
5. Mandi air hangat akan melemaskan jaringan dan berefek pada kapiler-kapiler di kulit, hal ini terjadi karena banyak darah dari jaringan yang akan ditarik menuju kulit. Selain itu, dapat pula menghilangkan rasa nyeri.
6. Mandi dan menyeka dengan air dingin dan air hangat akan menjinakkan syaraf kulit dan syaraf organ-organ intern, yaitu organ yang berkoresponden secara syarafi dengan kulit yang dihangati.
Seorang muslim yang akan melaksanakan ibadah shalat harus bersih dari hadats (hadats besar dan kecil), sehingga ia harus mensucikan dirinya dengan berwudhu jika hadats kecil dan mandi jika hadats besar (junub). Uts. Najati (1986) mengemukakan bahwa wudhu ada 2 (dua) macam, yaitu wudhu lahir dan wudhu batin. Selanjutnya dikatakan bahwa wudhu bukan hanya sekedar membersihkan tubuh dari kotoran, tetapi wudhu juga membersihkan jiwa dari kotoran. Effendy (1987) menambahkan bahwa ternyata wudhu memiliki efek penyegaran (refreshing), membersihkan badan dan jiwa, serta pemulihan tenaga.
Wudhu juga memiliki efek fisiologis, yang dibuktikan bahwa dibasuhnya tubuh air menggunakan air sebanyak 5 (lima) kali sehari akan membantu dalam mengistirahatkan organ-organ tubuh dan meredakan ketegangan fisik dan psikis. Oleh karena itu Rasulullah SAW menyarankan pengikutnya dengan sabdanya : "Apabila engkau sedang marah, maka berwudhulah".
Terapi air ini juga dilakukan pada pembinaan korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA). Hal ini dijelaskan oleh Sundjaja (1983) bahwa seorang remaja yang datang dalam keadaan mabuk, maka perlu disadarkan terlebih dahulu. Penyadaran dilakukan dengan mandi (dimandikan), yaitu mandi seluruh badan yang disebut mandi junub. Penyalahgunaan NAPZA ini telah ditegaskan dalam Al-Quran, bahwa perbuatan ini termasuk perbuatan syetan, sebagaimana firman Allah SWT :
"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji, termasuk perbuatan syetan. Maka jauhilah perbuatan itu agar kamu mendapatkan keberuntungan (QS. Al-Maidah/5:90)".
Mandi yang dimaksud untuk pengobatan korban NAPZA bukan seperti waktu mandi yang biasa kita lakukan, melainkan mandi pada tengah malam (waktu dini hari). Seperti yang dikatakan oleh Su'dan (1987) bahwa mandi untuk korban penyalahgunaan NAPZA dilakukan pada waktu dini hari (sekitar jam 02.00). Hal ini akan menyebabkan pembuluh darah kulit akan menyempit. Penyempitan pembuluh darah akan memperlancar darah mengalir ke otak, jantung, paru-paru, hati dan ginjal, sehingga organ-organ tersebut memperoleh darah lebih banyak dari biasanya. Selanjutnya dirincikan bahwa dengan banyaknya aliran darah ke hati, maka kerja hati akan lebih baik, yaitu memusnahkan racun narkotik yang ada dalam tubuh dan segera dibuang oleh ginjal. Sehingga mandi dapat memperlancar proses menghilangkan racun (pengaruh narkotik) dalam tubuh korban, yang biasa disebut detox/detoxifikasi dalam dunia kedokteran.
Atau jika anda orang yang memiliki kemampuan materi, sekarang telah ada pil detox dengan harga di atas Rp. 15.000.000, (lima belas juta rupiah) satu butir.
Menurut Ewalt bahwa pasien yang mengalami delirium alkohol, mengalami keresahan, agitasi, overaktif, kecemasan yang akut dan tremor akibat keracunan obat-obatan memperlihatkan respon baik terhadap hidroterapi. Hal ini didukung Prasetyo (1979), terapi nonmedis yang dilakukan di Thailand, yaitu korban narkotika akan diberikan ramuan-ramuan (semacam jamu). Pada saat kesakitan yang merupakan tanda-tanda ketagihan (sakauw), maka mereka dianjurkan untuk sering mandi dengan air dingin.
Contoh lain yang dikemukakan oleh Pranasakti (1988) bahwa pada abad 19 di Jerman ada seorang penderita TBC, bernama Peter Sebastian Kneipp dan dapat sembuh dikarenakan ia berendam di sungai pada malam hari. Walaupun hal ini belum memiliki bukti empiris.
Jadi, air memang merupakan sumber utama kehidupan.Keberadaannya harus dijaga dengan baik dan dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan. Menurut peneliti air asal jepang, Masaru emoto mengungkapkan bahwa air harus dimanja, karena air dapat menerima informasi/pesan dari manusia.
Saat sekarang pun kita dapat melihat realita disekeliling kita, terbukti banyaknya pusat kebugaran menggunakan efek air, rumah, kantor atau tempat rekreasi/hiburan, taman yang menggunakan efek air untuk mempengaruhi kejiwaan seseorang, seperti air mancur, sungai/danau buatan, air terjun sampai pada wisata air.
Terakhir, semoga artikel ini bermanfaat untuk anda dan orang di sekitar anda.
Daftar Bacaan
1. Effendy, E. Wudlu untuk Efisiensi Kerja. Amanah, No. 29, Agustus 1987.
2. Najati, M.Ust. Al6Quran dan Ilmu Jiwa. Penerbit Pustaka, Bandung, 1986.
3. Pranasakti. Kesehatan secara : Ketuhanan, Rokhaniah, Kejiwaan, Alamiah dan Keghaiban. Yogyakarta, 1988.
4. Prasetyo. Di Thailand Morfinis Dirawat dalam Biara. Intisari, Edisi Mei 1979.
5. Su'dan. Penyembuhan Penderita Kecanduan Narkotika di Ponpes Suryalaya. PP. Suryalaya : Tasikmalaya, 1987.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
4 comments:
alo salam hangat juga buatmu sobat thalib,satu pemaparan bagi kita semua umat manusia yang memang sangat bergantung pada air bagi hidup kita semua,saya tak penah berani membayangkan jika kita hidup di bumi ini tanpa air,innallillahi wainalillahirojiun,akan sangat mengerikan tentunya,maka mari sobat semua kita pelihara dan jaga air kita agar senantiasa selalu mengalir,jaga hutan kita jaga kebun kita jaga tanah subur kita agar tetep bisa mengalirkan air kehidupan kita,salam
www.wantduit.blogspot.com
air memang banyak manfaatnya buat kita manusia,dengan ilmu dan teknologi bisa juga di manfaatkan untuk berbagai keperluan misalnya therapi hydro yang telah di ulas di atas,maka cintai air dan jaga air kita dari segala kerusakan juga pencemaran,salam
www.wantduit.blgspot.com
Info menarik sob...
Apa jadinya bila tak ada air...
Tp jarang sekali kita mesyukurinya!
Salam kenal
wah baru denger aku, ternyata air juga bisa dibuat terapi yach
Posting Komentar
>>> Silahkan Beri Komentar Setelah Membaca Artikel Ini. Terima Kasih telah Berkunjung..Sukses Untuk Semua >>>